Selasa, 22 Februari 2011

Serangan Pesawat AS Tewaskan 5 Orang di Pakistan

Peshawar, Pakistan (ANTARA News) - Serangan pesawat tak berawak AS di kawasan suku Pakistan menewaskan lima gerilyawan, Senin, kata beberapa pejabat keamanan, dan serangan itu merupakan yang kedua dalam waktu 24 jam di daerah dekat perbatasan dengan Afghanistan.

Serangan itu dilakukan di desa pegunungan Spalga, 20 kilometer sebelah selatan Miranshah, kota utama di daerah suku Waziristan Utara yang menjadi sarang gerilyawan yang terkait dengan Al-Qaeda.

"Itu serangan pesawat tak berawak AS yang ditujukan pada sebuah bangunan militan, yang menewaskan lima pemberontak," kata seorang pejabat kamanan senior lokal kepada AFP, dengan menambahkan bahwa bangunan tersebut hancur akibat serangan itu.

Seorang pejabat lain mengkonfirmasi serangan itu dan mengatakan, pesawat-pesawat AS menembakkan empat rudal. Belum jelas berapa pesawat tak berawak AS yang terlibat dalam serangan itu, namun sedikitnya lima pesawat berada di angkasa sejak pagi, katanya.

Tidak jelas apakah ada sasaran bernilai tinggi dalam serangan di bangunan tersebut.

Minggu malam, sebuah pesawat tak berawak AS melancarkan serangan yang menewaskan sedikitnya lima gerilyawan di Waziristan Selatan.

AS pada 2010 menggandakan serangan rudal di kawasan suku Pakistan, dan lebih dari 650 orang tewas dalam sekitar 100 serangan sepanjang tahun itu.

Para pejabat AS mengobarkan perang dengan pesawat tak berawak terhadap para komandan Taliban dan Al-Qaeda di kawasan suku baratlaut, dimana militan bersembunyi di daerah pegunungan yang berada di luar kendali langsung pemerintah Pakistan.

Sejumlah pejabat Pakistan melaporkan, sedikitnya 21 serangan pesawat tak berawak AS menewaskan sekitar 120 orang pada September, bulan paling mematikan dalam serangan semacam itu.

Ratusan orang tewas dalam puluhan serangan sejak 3 September, yang menyoroti ketegangan dengan Islamabad terkait dengan kecaman AS karena sejauh ini Pakistan tidak melancarkan ofensif darat ke Waziristan Utara.

Pejabat-pejabat AS mengatakan, pesawat tak berawak merupakan senjata sangat efektif untuk menyerang kelompok militan. Namun, korban sipil yang berjatuhan dalam serangan-serangan itu telah membuat marah penduduk Pakistan.

Lebih dari 1.150 orang tewas dalam lebih dari 140 serangan pesawat tak berawak di Pakistan sejak Agustus 2008, termasuk sejumlah militan senior. Namun, gempuran-tempuran itu telah mengobarkan sentimen anti-Amerika di negara muslim konservatif itu.

AS meningkatkan serangan rudal oleh pesawat tak berawak ke Waziristan Utara setelah seorang pembom bunuh diri Yordania menyerang sebuah pangkalan AS di seberang perbatasan di provinsi Khost, Afghanistan, pada akhir Desember, yang menewaskan tujuh pegawai CIA.

Pakistan mendapat tekanan internasional yang meningkat agar menumpas kelompok militan di wilayah baratlaut dan zona suku di tengah meningkatnya serangan-serangan lintas-batas gerilyawan terhadap pasukan internasional di Afghanistan.

Kawasan suku Pakistan, terutama Bajaur, dilanda kekerasan sejak ratusan Taliban dan gerilyawan Al-Qaeda melarikan diri ke wilayah itu setelah invasi pimpinan AS pada akhir 2001 menggulingkan pemerintah Taliban di Afghanistan.

Pasukan Pakistan meluncurkan ofensif udara dan darat ke kawasan suku Waziristan Selatan pada 17 Oktober 2009, dengan mengerahkan 30.000 prajurit yang dibantu jet tempur dan helikopter meriam.

Meski terjadi perlawanan di Waziristan Selatan, banyak pejabat dan analis yakin bahwa sebagian besar gerilyawan Taliban telah melarikan diri ke daerah-daerah berdekatan Orakzai dan Waziristan Utara.

Waziristan Utara adalah benteng Taliban, militan yang terkait dengan Al-Qaeda dan jaringan Haqqani, yang terkenal karena menyerang pasukan Amerika dan NATO di Afghanistan, dan AS menjadikan daerah itu sebagai sasaran serangan rudal pesawat tak berawak.

Pasukan Amerika menyatakan, daerah perbatasan itu digunakan kelompok militan sebagai tempat untuk melakukan pelatihan, penyusunan kembali kekuatan dan peluncuran serangan terhadap pasukan koalisi di Afghanistan. (M014/K004)

Editor: B Kunto Wibisono
COPYRIGHT © 2011