Kamis, 03 Februari 2011

Ini Prioritas Perancis Sebagai Pemimpin G20


VIVAnews - G20 dinilai mampu memberikan jawaban kolektif yang efektif guna mengatasi krisis terburuk yang pernah terjadi sejak krisis tahun 1930.

Pada tahun ini, G20 harus menuntaskan upaya-upaya yang bertujuan menumpas krisis hingga keakar-akarnya, yang telah dicanangkan sebelumnya, dan memperluas kegiatannya ke bidang-bidang yang lain, guna meningkatkan stabilitas dan kemakmuran dunia secara berkelanjutan.

Pada akhir konferensi tingkat tinggi kelompok G20 yang berlangsung di Seoul, Korea Selatan, November lalu, Perancis telah mengambil kepemimpinan kelompok G20, dan sejak Januari 2011, Perancis juga menjadi ketua kelompok G8 untuk satu tahun ke depan.

Untuk itu Presiden Prancis Nicolas Sarkozy dalam seperti siaran pers yang dikirimkan Kedutaan Besar Prancis di Jakarta kepada VIVAnews.com, Kamis 3 Februari 2011 mengutarakan prioritas kepemimpinan Perancis pada kelompok G20 sebagai berikut:

1. Mengoordinasikan kebijakan-kebijakan ekonomi dan mengurangi ketimpangan makroekonomi global.

G20 yang mewakili 85 persen ekonomi dunia merupakan forum amat penting bagi koordinasi berbagai kebijakan ekonomi jangka pendek maupun panjang.

Selain perannya dalam menghadapi perkembangan situasi aktual, G20 telah merancang kerangka pertumbuhan yang kuat, berkelanjutan dan seimbang, yang bertujuan mengarahkan kembali strategi-strategi nasional yang lebih menguntungkan bagi pertumbuhan ekonomi global.

Perancis akan melanjutkan upaya ini pada tahun ini, di antaranya dengan memantau pelaksanaan sejumlah komitmen yang diambil pada KTT
Seoul.

Dalam KTT tersebut, setiap negara G20 setuju menerapkan kebijakan yang disesuaikan dengan kondisi negara mereka masing-masing, demi mengurangi ketimpangan makroekonomi dan mendorong pertumbuhan global.

2. Memperkuat regulasi keuangan
Perancis menganggap pengawasan pelaksanaan secara efektif peraturan yang ditetapkan G20 amatlah penting demi meningkatkan pengawasan sektor keuangan secara berkelanjutan.

Kepemimpinan Perancis juga akan dimanfaatkan untuk meningkatkan aksi G20, di bidang-bidang yang belum memiliki aturan yang memadai, seperti bidang regulasi "sektor perbankan bayangan" (kegiatan perbankan yang paralel, yang belum diatur hingga saat ini) serta integritas dan transparansi pasar keuangan.

3. Mereformasi sistem moneter internasional (IMS)
Periode terakhir ini ditandai tingginya gejolak mata uang, penumpukan ketimpangan, dan pencarian cadangan devisa yang semakin tinggi oleh negara-negara kekuatan ekonomi baru, yang sewaktu-waktu dapat dihadapkan pada penarikan modal internasional secara besar-besaran.

Perancis ingin memberikan jawaban kolektif atas penyimpangan-penyimpangan tersebut, guna menghindari semakin lebarnya ketimpangan ekonomi global.

4. Meredam gejolak harga bahan baku
G20 membahas masalah fluktuasi harga bahan baku yang berlebihan untuk pertama kalinya pada KTT Pittsburgh November 2009. Namun hingga saat ini, sedikit sekali kebijakan konkret yang telah diambil.

Perancis ingin mencari solusi bersama untuk meredam gejolak harga bahan baku, terutama hasil pertanian, yang mempengaruhi pertumbuhan global dan mengancam ketahanan pangan masyarakat.

5. Memperbaiki tata pemerintahan global
Ekonomi kita memerlukan lembaga internasional yang diperbarui agar mampu mengatur globalisasi secara efektif. Perancis akan berusaha untuk memantapkan peranan G20 sebagai forum utama kerjasama ekonomi, memperkuat koherensi aksi lembaga-lembaga internasional, di bidang ekonomi, sosial, dan lingkungan hidup, serta mengidentifikasi masalah-masalah yang masih belum ditangani sebagaimana mestinya.

Sinergi antara G20 dan Perserikatan Bangsa-Bangsa juga tentunya akan ditingkatkan.

6. Bertindak untuk pembangunan
G20 yang mewakili 85 persen perekonomian global dan dua per tiga populasi dunia saat ini muncul sebagai forum relevan, untuk menawarkan solusi konkret bagi permasalahan pembangunan.

KTT Seoul pada November lalu menandai tahapan menentukan, dengan diadopsinya rencana aksi pertama G20 di bidang pembangunan. Perancis bertekad untuk meningkatkan prioritas tersebut di bawah kepemimpinannya.

(umi)
• VIVAnews