Sabtu, 19 Maret 2011

Batubara US$115, Saham BUMI Melejit

Batubara US$115, Saham BUMI Melejit
Oleh: Ahmad Munjin
Pasar Modal – Senin, 13 Desember 2010 | 09:01 WIB
INILAH.COM, Jakarta – Saham BUMI, Senin (13/12) diprediksi menguat. Kenaikan harga batubara ke level US$115,81 per metrik ton setelah tukar guling saham dengan Vallar Plc menjadi katalisnya. Buy on weakness!
Pengamat pasar modal N Jaganathan mengatakan, potensi penguatan saham PT Bumi Resources (BUMI) awal pekan ini terutama karena faktor harga komoditas terutama batubara yang naik ke level US$115,81 dari pekan sebelumnya US$111,24 per metrik ton berdasarkan harga mingguan di Newcastle.
Pada saat yang sama, lanjut Jaganathan, permintaan batubara masih tetap tinggi. “Senin (13/12) ini, saham BUMI akan mengarah ke level resistance Rp3.000 dan Rp2.950 sebagai level support-nya. Sedangkan sepekan ke depan akan bergerak dalam kisaran Rp3.200-2.800,” katanya kepada INILAH.COM, di Jakarta, Minggu (12/12).
Pada perdagangan Jumat (10/12) saham BUMI ditutup melemah Rp50 (1,65%) jadi Rp2.975 dari posisi sebelumnya Rp3.025. Harga tertingginya mencapai Rp3.025 dan terendah Rp2.925. Volume transaksi mencapai 95,2 juta unit saham senilai Rp283,9 miliar dan frekuensi 1.711 kali.
Lebih jauh, Jaganathan mengatakan, pertahanan saham BUMI saat ini sangat kuat karena sudah tembus level psikologis Rp3.000. Kondisi ini menurutnya, masih ditopang merger 25% saham BUMI milik PT Bakrie and Brothers (BNBR) dengan Vallar Plc. “Dengan tukar guling saham, pasar batubara BUMI jadi semakin terbuka lebar sementara harga batubara saat ini sedang naik tajam,” ucapnya.
Apalagi, BUMI juga jadi punya nama dengan backdoor listing di bursa London seiring pergantian nama dari Vallar Plc menjadi BUMI Plc. “Di sisi lain, Vallar memiliki akses penuh kepada pertambangan di RI. Karena itu, BUMI cenderung menguat awal pekan ini,” paparnya.
Namun demikian, dari sisi laporan keuangan kurang menguntungkan bagi BUMI. Sebab, laporan keuangan BUMI di kuartal III, mengalami penurunan laba bersih 37% menjadi US$195,6 juta di triwulan III 2010, dari tahun sebelumnya pada periode yang sama sebanyak US$310,5 juta. “Bisa juga itu karena faktor merger,” ucapnya.
Dalam konteks Vallar Plc, imbuhnya, tukar guling sangat menguntungkan BUMI. Sebab, hal itu menjadi semacam dukungan bagi perseroan. Dari sisi Good Corporate Governance (GCG) pun jadi positif. “Secara tidak langsung, saham BUMI listing di bursa London,” tandasnya.
Sementara itu, dari sisi utang, BUMI mengeluarkan obligasi untuk refinancing utang senilai US$700 juta. Dengan banyaknya utang, berbagai aksi korporasi seperti IPO anak usahanya, PT Bumi Resourses Minerals (BRMS), memicu kenaikan book value, tapi price to book value-nya tidak berkembang.
“Tapi, utang BUMI tetap dibayar dengan obligasi dan utang lain yang di-refinance,” timpalnya. Memang posisi utang BUMI tidak berubah. Tapi jangka waktunya diubah, seperti jatuh tempo ditambah menjadi dua tahun. Otomatis beban bunganya menjadi berkurang. “Karena itu cicilan utang pokok dan bunga jadi lebih rendah,” tuturnya.
Pasar juga melihat setiap kali IPO, apakah dana yang didapat digunakan untuk ekspansi atau menutup utang. “Saya rekomendasikan buy on weakness untuk BUMI di level Rp2.850-2.900 karena saham ini bermain tipis,” imbuhnya. [mdr]

sumber  ; analisasahamkobayashi.com